Pendidikan adalah merupakan suatu keniscayaan bagi kita sebagai modal hidup baik pribadi, anak, keluarga dan juga orang lain. Karena pendidikan adalah salah satu cara ilmu itu didapat dan dengan otomatis hidup kita menjadi mudah untuk di jalani.
Dahulu pernah orang tuo-tuo berkata" kok ondak kelaot tuntutlah ilmu kelaot, kok ondak bedagang tuntutlah ilmu bedagang". Kata orang tuo-tuo ini mengisyaratkan kepada kita akan pentingnya ilmu sebagai modal utama dalam menjalankan sesuatu hal yang kita bidangi sekaligus sebagai penentu keberhasilannya.
Sebagai pondasi, mempelajari "Ilmu agama" adalah suatu kewjiban utama yang harus dipelajari terlebih dahulu sebelum ilmu-ilmu lainnya, karena ilmu agamalah yang dapat membentengi diri kita dari sesuatu kesia-siaan.
Seiring dengan kemajuan zaman dan semakin pesatnya kemajuan teknologi, maka terjadilah pergeseran nilai yang mana segala sesuatu drastis berubah menjadi instan.
Jikalau orang dahulu untuk mendapatkan ilmu ia haruslah belajar sungguh-sungguh mendatangi guru yang terkadang jauh dari tempat tinggalnya dan malahan ditempuh dengan berjalan kaki berjam-jam lamanya.
Namun demikian semuanya itu dilakukan dengan rasa suka cita tanpa ada mengeluh demi untuk mendapatkan sebuah pelajaran berharga mengisi kekosongan di dada.
Anak-anak dulu sedang mengaji (gmbr ilustrasi)
Bagi orang-orang tua kita yang lahir sekitar tahun 1930han dan 1950han atau usianya sekarang sudah beranjak 50han lebih barang tentu hal tersebut sudah menjadi biasa karena sering dialaminya dahulu sewaktu usia anak-anak dan remaja mereka. Dan orang-orang tua dahu yang berada di Desa Ujung Kubu juga sudah pasti tidak asing lagi dengan sederetan nama-nama guru mereka tempat belajar menuntut ilmu seperti, Tuan Haji Muhammad Zein Tasak, Tuan Haji Bakri, Tuan Haji Muhammad Nuh, Lobai Zakaria, Tuan Haji Sulaiman Mahmud dll.Mereka-mereka yang bernama diatas itu adalah Ulama dan Guru serta boleh dikatakan benteng atau perisai bukan saja untuk Ujung Kubu malahan didaerah-daerah lainnya.
Biasanya untuk mata pelajaran awal untuk anak-anak dimasa itu adalah "membaca "alif-alif" atau alif,ba,ta" ( "iqrok" dalam bahasa sekarang)
Mengaji diruma (gmbr ilustrasi)
Bagi orang-orang tua yang mempunyai kebolehan tentang bacaan Iqrok ini ia akan mengajarkannya kepada anak-anak mereka sendiri di rumah. Dan bagi orang tua yang tidak dapat menguasai Iqrok atau tidak mempuyai kesempatan, maka orang tua tersebut menyerahkan anaknya kepada Guru mengaji.Setelah anak- anak yang diserahkan mengaji kepada Guru mengaji ini tamat membaca Iqrok, maka pelajaran selanjutnya adalah membaca Al-Quran.
Ada Tradisi atau kebiasaan dulu-dulu itu sewaktu Orang tua menyerahkan anaknya kepada Guru mengaji pada masa itu. Orang tua sianak diwajibkan membawa beberapa persyaratan diantaranya, pulut kuning beserta telor, lilin, rotan,pisau belati dan sehelai kain putih.
Persyaratan yang dibawa oleh orang tua sianak ini rupa-rupanya tersirat makna atau arti yang cukup mendalam. Sehingga Penulis sewaktu menuliskan artikel inipun tidak menyangka terhadap makna dari sejumlah persyaratan yang dibawakan Orang tua anak kapada Guru mengaji tersebut.
Adapun arti dari persyaratan itu adalah mempunyai isyarat sebagai berikut ;
- Pulut kuning beserta telor bermakna, Orang tua si anak bermohon kepada guru mengaji untuk mengajarkan anaknya mengaji, dan andai gurunya lapar ini "Pulut kuning dan telor " harap dimakan sebagai pengganjal perut Tuan guru mengajar anaknya.
-Lilin bermakna, jika Tuan guru megajarnya malam atau gelap, pasanglah lilin ini sebagai penerangnya.
-Rotan bermakna, jika anak saya nakal tidak patuh atas pelajaran yang diajarkan,maka pukullah ia dengan Rotan ini.
-Pisau belati bermakna, jika si anak telah dipukul pakai Rotan tetap melawan dan tidak mau ikut peraturan Guru mengaji maka Bunuh saja anak itu dengan Pisau belati ini. Dan selanjutnya
-Sehelai kain putih bermakna, setelah anak yang tidak mau belajar melawan guru mengaji itu dibunuh maka Sehelai kain putih itulah sebagai pembungkus mayat si anak.
Para pembaca yang budiman, begitulah gambaran hukuman yang diisyaratkan oleh orang-orang tua dulu-dulu terhadap anak-anak mereka dalam menuntun mereka kepada pedoman hidup (Al-Quran), yang mana berkesimpulan "Lebih baik anak ku mati saja jika ia tidak mau belajar Al-Quran". Bagaimana dangan anda?? ..
Baco jugo impormasi lainnyo..silakan klik disini yooo....
No comments:
Post a Comment
Berikan Komentar anda tentang Postingan ini..!!!