Sunday 1 April 2018

TRADISI SIAPO YANG MENJALO DIOLAH YANG TEGOJUN

Jala atau Jalo ( dalam bahasa Batu Baranya ) disebut juga jaring lempar 
( Cast net) adalah jaring ikan berbentuk lingkaran kecil dengan pemberat pada tepi-tepinya, yang dilempar atau ditebar.
Gambar orang sedang menjalo
Namun untuk artikel kali ini yang menjadi bahasannya bukanlah membahas mengenai defenisi jala tersebu, melainkan adalah mengenai sebuah pribahasa "Siapo yang menjalo diola yang tegojun".

Pribahasa tersebut sering teraplikasi didalam suatu ruang lingkup kegiatan organisasi sosial.

Tujuan dari Organisasi adalah untuk menggapai suatu keinginan yang sama, tekad yang sama dan dituntun oleh visi dan misi yang sama didalam satu wadah organisasi.

Beda organisasi tentu berbeda pula tujuannya. Dan semakin anggota organisasi berkeinginan dan memahami goal (tujuan) organisasi itu maka semakin solid juga organisasi itu sendiri serta berpeluang menghasilkan output cemerlang yang di inginkan.



Akan tetapi, bagaimanakah jika orang-orang yang berada didalam organisasi atau perkumpulan tersebut tidak mengerti goal yang hendak dicapai serta aturan main dalam berorganisasi ?...justru ini akan sering menjadi masalah dalamhal untuk mencapai target kerja maksimal.

Sering sekali terjadi yang seharusnya pekerjaan itu dilakukan oleh tim menjadi semacam pekerjaan sendiri, dan tidak jarang juga hal tersebut menjadi resiko sendiri.

Pabila seperti hal tersebut diatas terjadi maka akan muncullah istilah "Siapo Yang Menjalo Diolah Yang Teqojun" karena ini adalah ungkapan yang sangat pas disebut buat orang yang terus mau berbuat dan berkeinginan mau memajukan organisasinya tapi ia berada pada sebuah perkumpulan yang tidak solid.

Mungkin dapat dibayangkan betapa serba salah dan susahnya kita pabila berada dalam perkumpulan yang tidak solod ini, apa lagi posisi kita dalam perkumpulan itu adalah sebagai pimpinannya sementara jauh dari lubuk hati yang dalam kita sangat mengiginkan buah dari tim itu.

Bagi orang-orang pernah terlibat dalam organisasi sosial yang terdiri dari kalangan tidak profesional sepertinya sudah barang tentu pernah mengalami "Siapo yang menjalo diolah yang tegojun" ini. Yang jelasnya jika anda berada dalam posisi ini, banyak-banyakla bersabar yakinlah bahwa nyali anda sedang diuji dan posisi anda sekarang berada dalam peroses kecemerlangan. Tetaplah bersemangat dan yakinlah anda pasti bisa.





Jangan lupo Baca artikel slanjutnyo klik disini yo



Tuesday 6 March 2018

JANGAN SAMPAI TERLENA

Assalaamu'alaikum Wr. Wb.


Sudah bukan rahasia lagi, jika kita merasa nyaman, maka kita lebih cenderung santai dengan menikmati kenyamanan tersebut. Bekerja di tempat yang nyaman, dengan penghasilan yang cukup , tekanan kerja tidak terlalu besar, rekan-rekan kerja mendukung, dan iklim kerja sangat kondusif. Setiap hari, yang penting datang ke tempat keja, mengerjakan berbagai pekerjaan rutin yang tidak terlalu berat. 
                                     Gambar ilustrasi

Istirahat update status di Facebook, Twitter, browsingchatting sama teman-teman di tempat lain. Menunggu sore hari datang, lalu mengisi absen dan pulang. Begitu seterusnya setiap hari dilakukan. 

                    Gambar ilustrasi

Ini adalah kenyamanan yang sering membuat kita lalai, kenyamanan yang sering membuat kita lupa bahwa sebenarnya kita mempunyai potensi yang lebih besar yang bisa dikembangkan.

Bukan hanya potensi besar yang mungkin terlupakan. Kenyamanan akan melenakan kita untuk terus memperbaiki diri, seakan-akan kita sudah memiliki semuanya. Akibatnya, kita bermalas-malasan untuk kembali belajar.

Ada cerita menarik tentang seekor katak yang direbus. Jika kita masukkan ke dalam air yang panas,

seekor katak akan segera mencari cara untuk bisa meloncat keluar menghindari air panas tersebut. Tetapi, jika kita rebus mulai dari air dingin, katak itu tidak akan merasa bahwa ia sedang direbus. Ia akan tetap diam di tempat saat api mulai panas, hingga akhirnya ia mati di air panas itu.


Cerita tentang katak tersebut barangkali menggambarkan keadaan kita sekarang ini. Karena sudah merasa nyaman dengan keadaan yang ada sekarang, kita lupa mengembangkan diri lebih lanjut. Akibatnya, tidak dapat membuat perubahan yang dinamis, keadaan kita menjadi statis, tidak ada kemajuan, staknant alias jalan di tempat.

Sebenarnya tidak ada masalah dengan kenyamanan tersebut. Namun jika kita terlena, maka kita tidak akan bisa lebih sukses lagi dari keadaan kita sekarang.

Saudaraku, mari kita mencoba jujur kepada diri sendiri. Apakah kita sedang terlena dengan keadaan sekarang, atau kita memang tidak punya harapan untuk mendulang sukses yang lebih baik? Apapun jawabannya, mari kita berusaha untuk terus memperbaiki diri, menambah ilmu, mengembangkan kemampuan dan keterampilan, serta memelihara semangat hidup kita, sehingga kita tidak akan pernah terlena oleh zona nyaman yang kita dapatkan dan kelak kita bisa meraih sukses yang lebih baik.

Dan percayalah bahwa sesuatu yang pasti itu adalah perubahan, barang siapa yang tidak mau untuk berubah niscaya ia akan tergilas kalah oleh perubahan itu sendiri...

Waspadalah...!
Waspadalah...!

Monday 28 August 2017

PRODUK KESEHATAN DAN KECANTIKAN HASIL OLAHAN PUTRA UJUNG KUBU

Bicara soal kecantikan dan kesehatan, semua orang pasti sangat mengidamkannya. Tanpa terkecuali buat yang tua, muda, lelaki, perempuan bahkan bencong sendiripun ingin kelihatan cantik dan sehat.

Untuk kelihatan cantik dan sehat ini juga tidak jarang orang mengeluarkan biaya mahal demi tercapainya keinginan hati. Berbagai macam cara dilakukan dari meminum obat-obatan, jamu, hingga sampai operasi plastik.

Bagi orang-orang yang pernah datang atau berkunjung ke Desa Ujung Kubu pastilah ia mengetahui bahwa di Desa ini terdapat ratusan hektar pohon kelapa yang menjadi handalan perekonomian nomor wahid masyarakat Desa Ujung Kubu.

Buah-buah kelapa tersebut dikupas dan dijadikan kelapa bulat/ kelapo gandeng (nama khas batu bara) lalu dijual ke agen-agen lokal untuk dijual keluar kota-kota kecil dan besar lainnya.

Begitulah mayoritas cara penduduk Desa Ujung Kubu mengelolah dan menerima hasil dari kebun-kebun kelapa yang ada di Desa Ujung Kubu.

Lain halnya dengan pemuda Ujung Kubu yang satu ini, namanya Yusri, kelahiran Desa Ujung Kubu.
Yusri PhSi (Pengusaha Sukses Insyaallah)
Ia mampu mengolah buah-buah kelapa ini menjadi suatu produk kecantikan dan kesehatan. Sebut saja "MAZZURI"adalah suatu brand produk kecantikan dan kesehatan yang dikelola oleh pemuda Desa Ujung Kubu yang berusia tiga puluhan ini.
,Hingga saat ini setidaknya "Mazzuri" telah merilis dua jenis produk unggulannya. Yang pertama adalah Virgin Coconut Oil (VCO)


Kemasan VCO Mazzuri siap edar
Sudah banyak yang tahu, bahwa VCO digunakan oleh banyak orang di seluruh dunia untuk bermacam keperluan dari memasak hingga menjaga kesehatan. VCO dibuat dari kelapa tua yang sudah matang sempurna, diproses secara higenis dengan cara fermentasi tanpa perlu tambahan bahan pengawet dan bahan kimia lain.

VCO dipercaya mengandung sejumlah manfaat, efektif membunuh mikroorganisme dalam tubuh, memiliki kemampuan sebagai antivirus, antibakteri, antijamur, antiprotozoa, dan antioksidan, serta kemampuan untuk meningkatkan jumlah sel darah putih.

Yusri melakoni pembuatan VCO sejak tahun 2005. “Awalnya tak pernah berpikir ini bakal jadi usaha utama. Tutur Yusri yang juga fokus pada usaha sabut kelapa ini.
Dia termotivasi membuat VCO, awalnya untuk mengobati sang ibu yang divonis dokter sakit kanker payudara stadium 3. Ketika ibunya berhasil sembuh, dia pun memutuskan untuk terus menggeluti usaha ini dengan memantapkan kualitas produksinya lewat serangkaian kegiatan pelatihan dan pembinaan.

Selain jadi binaan Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Batu Bara, Yusri kini juga jadi binaan Bank Indonesia.
Yusri mengaku, produksi VCO-nya fluktuatif, rata-rata 300 liter/bulan. Namun, pada Juli 2015 dia pernah mengirim sebanyak satu ton ke Singapura.
Keseharian, Yusri menjual produk VCO yang diberi merk Mazzuri ini dengan kemasan botol ukuran 100, 300 dan 600 ml. “Pasar yang rutin, selain langsung ke konsumen di seputar Batu Bara dan melalui online, juga ke Medan lewat distributor dan ke Jakarta dipasarkan adik,” ucapnya.
Walau usahanya belum begitu besar, tapi Yusri punya visi jauh ke depan, membuat sentra pengolahan kelapa terpadu di Kabupaten Batu Bara. Sebab, selain VCO, dia juga punya produk turunan kelapa lain berupa sabun kecantikan, dan tengah menjajaki usaha produk turunan kelapa lainnya.

Aneka Sabun Kecanikan Mazzuri
Mazzuri juga telah memproduksi sabun VCO. Yaitu Sabun yg di proyeksikan untuk membantu sesiapa yang peduli dengan kecantikan dan kesehatan kulit.
Terbuat dari 70% VCO, yang kaya dengan lauric acid dan myristad acid, bebas dari mercury dan clorin.
Tersedia 2 varian original dan plus madu

Ada produk-produk turunan kelapa lain yang bisa dibuat. Seperti dulu Yusri juga sempat membuat nata de coco, namun gara-gara beredar isu di masyarakat bahwa pembuatan nata de coco menggunakan urea, permintaan pun turun drastis sehingga dia berhenti produksi.
“Tapi kalau isu itu mereda, saya mau juga buat lagi,” imbuhnya.
Intinya, Yusri ingin menunjukkan ke masyarakat Kabupaten Batu Bara, bahwa potensi alam yang dimiliki harus dimanfaatkan sebaik mungkin untuk peningkatan ekonomi. Kuncinya, mau usaha dan kerja keras, serta mau terus belajar.
Di workshop atau tempat produksinya, Yusri memampangkan papan bertuliskan namanya dengan embel-embel di belakang, PhSI. “Itu bukan titel sarjana, tapi singkatan dari Pengusaha Sukses Insya Allah,” ujarnya sambil tersenyum.










Baca juga selanjutnya blog kita ini klik disini

Thursday 24 August 2017

BUDAYA MENDIDIK ALA DULU-DULU

Ditulis oleh: Rusli Sofyan

Pendidikan adalah merupakan suatu keniscayaan bagi kita sebagai modal hidup baik pribadi, anak, keluarga dan juga orang lain. Karena pendidikan adalah salah satu cara ilmu itu didapat dan dengan otomatis hidup kita menjadi mudah untuk di jalani.

Dahulu pernah orang tuo-tuo berkata" kok ondak kelaot tuntutlah ilmu kelaot, kok ondak bedagang tuntutlah ilmu bedagang". Kata orang tuo-tuo ini mengisyaratkan kepada kita akan pentingnya ilmu sebagai modal utama dalam menjalankan sesuatu hal yang kita bidangi sekaligus sebagai penentu keberhasilannya.

Sebagai pondasi, mempelajari "Ilmu agama" adalah suatu kewjiban utama yang harus dipelajari terlebih dahulu sebelum ilmu-ilmu lainnya, karena ilmu agamalah yang dapat membentengi diri kita dari sesuatu kesia-siaan.

Seiring dengan kemajuan zaman dan semakin pesatnya kemajuan teknologi, maka terjadilah pergeseran nilai yang mana segala sesuatu drastis berubah menjadi instan.

Jikalau orang dahulu untuk mendapatkan ilmu ia haruslah belajar sungguh-sungguh mendatangi guru yang terkadang jauh dari tempat tinggalnya dan malahan ditempuh dengan berjalan kaki berjam-jam lamanya.

Namun demikian semuanya itu dilakukan dengan rasa suka cita tanpa ada mengeluh demi untuk mendapatkan sebuah pelajaran berharga mengisi kekosongan di dada.
Anak-anak dulu sedang mengaji (gmbr ilustrasi)
Bagi orang-orang tua kita yang lahir sekitar tahun 1930han dan 1950han atau usianya sekarang sudah beranjak 50han lebih barang tentu hal tersebut sudah menjadi biasa karena sering dialaminya dahulu sewaktu usia anak-anak dan remaja mereka. Dan orang-orang tua dahu yang berada di Desa Ujung Kubu juga sudah pasti tidak asing lagi dengan sederetan nama-nama guru mereka tempat belajar menuntut ilmu seperti, Tuan Haji Muhammad Zein Tasak, Tuan Haji Bakri, Tuan Haji Muhammad Nuh, Lobai Zakaria, Tuan Haji Sulaiman Mahmud dll.

Mereka-mereka yang bernama diatas itu adalah Ulama dan Guru serta boleh dikatakan benteng atau perisai bukan saja untuk Ujung Kubu malahan didaerah-daerah lainnya.

Biasanya untuk mata pelajaran awal untuk anak-anak dimasa itu adalah "membaca "alif-alif" atau alif,ba,ta" ( "iqrok" dalam bahasa sekarang)
Mengaji diruma (gmbr ilustrasi)
Bagi orang-orang tua yang mempunyai kebolehan tentang bacaan Iqrok ini ia akan mengajarkannya kepada anak-anak mereka sendiri di rumah. Dan bagi orang tua yang tidak dapat menguasai Iqrok atau tidak mempuyai kesempatan, maka orang tua tersebut menyerahkan anaknya kepada Guru mengaji.

Setelah anak- anak yang diserahkan mengaji kepada Guru mengaji ini tamat membaca Iqrok, maka pelajaran selanjutnya adalah membaca Al-Quran.

Ada Tradisi atau kebiasaan dulu-dulu itu sewaktu Orang tua menyerahkan anaknya kepada Guru mengaji pada masa itu. Orang tua sianak diwajibkan membawa beberapa persyaratan diantaranya, pulut kuning beserta telor, lilin, rotan,pisau belati dan sehelai kain putih.

Persyaratan yang dibawa oleh orang tua sianak ini rupa-rupanya tersirat makna atau arti yang cukup mendalam. Sehingga Penulis sewaktu menuliskan artikel inipun tidak menyangka terhadap makna dari sejumlah persyaratan yang dibawakan Orang tua anak kapada Guru mengaji tersebut.

Adapun arti dari persyaratan itu adalah mempunyai isyarat sebagai berikut ;

- Pulut kuning beserta telor bermakna, Orang tua si anak bermohon kepada guru mengaji untuk mengajarkan anaknya mengaji, dan andai gurunya lapar ini "Pulut kuning dan telor " harap dimakan sebagai pengganjal perut Tuan guru mengajar anaknya.

-Lilin bermakna, jika Tuan guru megajarnya malam atau gelap, pasanglah lilin ini sebagai penerangnya.

-Rotan bermakna, jika anak saya nakal tidak patuh atas pelajaran yang diajarkan,maka pukullah ia dengan Rotan ini.

-Pisau belati bermakna, jika si anak telah dipukul pakai Rotan tetap melawan dan tidak mau ikut peraturan Guru mengaji maka Bunuh saja anak itu dengan Pisau belati ini. Dan selanjutnya

-Sehelai kain putih bermakna, setelah anak yang tidak mau belajar melawan guru mengaji itu dibunuh maka Sehelai kain putih itulah sebagai pembungkus mayat si anak.

Para pembaca yang budiman, begitulah gambaran hukuman yang diisyaratkan oleh orang-orang tua dulu-dulu terhadap anak-anak mereka dalam menuntun mereka kepada pedoman hidup (Al-Quran), yang mana berkesimpulan "Lebih baik anak ku mati saja jika ia tidak mau belajar Al-Quran". Bagaimana dangan anda?? ..

Baco jugo impormasi lainnyo..silakan klik disini yooo....

Saturday 17 June 2017

TEKONANG MASO YANG LALU

Yang lahir/AngkatanTahun 1960-80an(yg usianya skrg 30an - 50an tahun)Sekedar anda tahu.

Saya katakan yg lahir ditahun 1960-70-80an, adalah generasi yg layak disebut generasi paling beruntung. Sobop apoo??.. Karena kitalah generasi yg mengalami loncatan teknologi yg begitu mengejutkan di abad ini, dg kondisi usia prima.
Generasi Limited Edition

Sebagian kito pernah menikmati lampu tromax dan lampu pelito, sekaligus menikmati lampu bohlam, TL, hingga LED Kitolah generasi terakhir yg pernah menikmati riuhnya suara mesin ketik. Sekaligus saat ini jari kito masih lincah menikmati keyboard dari laptop kito.

Kitolah generasi terakhir yg merekam lagu dari radio dg tape recorder (kadang pitanya membolet)

Sekaligus kita juga menikmati mudahnya men download lagu dari Hp. Kitalah generasi dg masa kecil bertubuh lebih sehat dari anak masa kini, karena main kodok, bilun, patuk lele, keridek, gaseng, hoong, maen lonjan, main guli dll adalah permainan yg tiap hari akrab dg kito.dan saat ini pun mata dan jari kito totap lincah memainkan berbagai game di hp.

maen guli

Masa remaja Kitolah generasi terakhir yg pernah mempunyai kelompok/geng yg tanpa janji, tanpa telpon/sms tapi selalu bisa kumpul bersamo menikmati malam minggu sampai pagi.Karena kito adalah generasi yg berjanji cukup dg hati.Kalau dulu kito harus bertemu untuk tertawa terbahak-bahak bersamo.Kini kitopun tetap bisa ber"'wkwkwkwk"''Di grup Facebook/whatsApp dll.

Baco juga Artikel yang lainnya klik dasini

Kitolah generasi terakhir yg pernah menikmati bersepeda onthel menikmati segarnya angin jalanan. Kitolah generasi terakhir yg pernah menikmati jalan kaki berkilo meter tanpa perlu berpikir ada penculik yg membayangi kito.Kitolah generasi terakhir yg pernah merasakan nikmatnya nonton tv (ada yg cuman hitam putih layarnyo) dg senang hati tanpa diganggu remote untuk pindah chanel sana sini rame rame numpang dirumah orang lain dengan pakai tenaga batre yg jika strumnya akan hbs layarnya tv ciut tinggal separo.

nengok tv uma kawan

Kito adalah Generasi yang selalu berdebar debar menunggu hasil cuci cetak foto, seperti apo hasil jepretan kito.Selalu menghargai dan berhati2 dalam mengambil foto dan tidak menghambur hamburkan jepretan dan mendelete-nyo jika ada hasil muka yang jelek.Saat itu hasil dengan muka jelek kito menerimonyo dengan rasa ihklas.Ihklas dan tetap ihklas apapun tampang kita di dalam foto.Tanpa ada editan Camera 360 photoshop atau Beauty face.Betul2 generasi yg menerima apo adonyo.

Kitolah generasi terakhir yg pernah begitu mengharapkan datangnya Pak Pos menyampaikan surat dari sahabat dan kekasih hati.Kito mungkin bukangenerasi terbaik. Tapi kito adolah generasi yg LIMITED EDITION.Kito adolah generasi yg patuh & takut kepada OrTu (meskipun sembunyi2 nakal & melawan) tp kito generasi yg mau mendengar & komunikatif thd anak cucu.Itulah kito.... selalu bersyukur atas nikmat nyg telah kit terimo apakah Anda di generasi itu?

Tulisan ini adalah sebagai pengingat masa dahulu untuk menjalani masa sekarang........Indahnya waktu itu..

Sunday 26 March 2017

SEJARAH KABUPATEN BATU BARA

Wilayah Batu Bara telah dihuni oleh penduduk sejak tahun 1720 M, ketika itu di Batu Bara terdapat 5 (lima) suku penduduk yaitu “LimaLaras, Tanah Datar, Pesisir, Lima Puluh dan Suku Boga”. Kelima suku tersebut masing-masing dipimpin oleh seorang Datuk yang juga memimpin wilayah teritorial tertentu.

Logo Kabupaten Batu Bara

Ketika itu Batu Bara menjadi bagian dari kerajaan Siak dan Johor. Untuk mewakili kerajaan Siak dan mengepalai Datuk-Datuk seluruh Batu Bara diangkat seorang Bendahara secara turun temurun. Setiap Datuk kepala suku mendapat pengangkatan dan capnya dari Sultan Siak.

Susunan pimpinan Batu Bara pada waktu itu ialah Bendahara dan di bawahnya terdapat sebuah Dewan yang anggota-anggotanya dipilih oleh Datuk-Datuk kepala suku bersama-sama. Anggota Dewan ini adalah:
1.Seorang Syahbandar, tetap dipilih orang yang berasal dari suku Tanah Datar.
2.Juru Tulis, dipilih yang berasal dari suku Lima Puluh.
3.Mata-Mata, dipilih orang yang berasal dari suku Lima Laras.
4.Penghulu Batangan, dipilih orang yang berasal dari suku Pesisir.

Nama Batu Bara (Batubahara) sudah tercantum dalam literatur di abad ke-16 yang membayar upeti kepada Haru. Laporan Pemerintah Inggris dari Penang, Jhon Anderson, mengunjungi Batu Bara pada tahun 1823 dalam bukunya “ Mission to The Eastcoast of Sumatra” sebagai berikut: 46“Di hulu sungai Batu Bara ada sebuah bangunan batu yang tidak ada tercatat bila dibangun di kalangan penduduk. Bangunan itu dilukiskan sebagai bentuk empat persegi, dan di salah satu sudutnya ada tiang yang sangat tinggi, mungkin tiang bendera. Lukisan relief manusia diukir di dinding, yang mungkin dewa-dewa Hindu .....”.

Menurut Shadee, dalam bukunya “Geschiedenis van Sumatra’s Oostkust”, pada permulaan kedatangan Belanda ke Sumatera Timur di tahun 1862, wilayah Pagurawan dan Tanjong berada langsung di bawah jajahan Datuk Lima Puluh dari Batu Bara yang kemudian tunduk pula kepada Siak.Dalam tahun 1885, Pemerintah Hindia Belanda membayar ganti rugi kepafa Pemerintah Kerajaan Siak sehingga kerajaan-kerajaan di Sumatera Timur Lepas dari kerajaan Siak dan berhubungan langsung dengan Pemerintah HindiaBelanda yang diikat dengan perjanjianPolitik Contract(27 pasal).

Perjanjian Politik Contract tersebut meliputi beberapa kerajaan seperti Langkat, Serdang, Deli, Asahan, Siak, Pelalawan (Riau), termasuk juga kerajaan-kerajaan kecil seperti Tanah Karo, Simalungun, Indragiri dan Batu Bara serta Labuhan Batu.Pada tahun 1889 residensi Sumatera Timur terbentuk dan beribukota di Medan, residen Sumatera Timur ini terdiri dari 5 (lima) Afdeling yaitu:
1.Afdeling Deli yang langsung di bawah Residen di Medan.
2.Afdeling Batu Bara berkedudukan di Labuhan Ruku.
3.Afdeling Asahan berkedudukan di Tanjung Balai.
4.Afdeling Labuhan Batu berkedudukan di Labuhan Batu.
5.Afdeling Bengkalis berkedudukan di Bengkalis.

Wilayah Batu Bara saat itu merupakan Afdeling (Kabupaten) tersendiri beribukota di Labuhan Ruku di samping Afdeling (Kabupaten) Asahan. Afdeling Batu Bara itu terdiri dari 8 (delapan) Landschap (setara dengan Kecamatan).Masing-masing landschap ini dipimpin oleh seorang raja.

Di dalam Afdeling Batu bara termasuk di dalamnya wilayah Batak di perdalaman (Simalungun). Berdasarkan Sensus Penduduk yang diselenggarakan Pemerintah Hindia Belanda tahun 1933, penduduk asli Batu Bara berjumlah 32.052 jiwa.Pada saat Indonesia merdeka wilayah Batu Bara berubah nama. Sebutan Landschap menjadi Kecamatan.

Khusus Batu Bara lebih dahulu digelar namanya Kewedanan. Kewedanan Batu Bara beribukota Labuhan Ruku yang waktu itu membawahi 5 (lima) Kecamatan yaitu: Kecamatan Talawi, Tanjung Tiram, Lima Puluh, Air Putih dan Medang Deras. Hal ini terjadi hingga4 (empat) masa kepemimpinan Kewedanan, namaKewedanan dicabut sehingga yang ada hanya 5 (lima) kantor camat dan tergabung dengan wilayah Asahan dengan nama Kabupaten Asahan yang beribukota di Kisaran.

Pada tahun 1969 masyarakat Batu Bara pernah membentuk Panitia Penuntut Otonom Batu Bara (PPOB) yang diketuai oleh Abdul Karim AS, seorang tokoh masyarakat dan pernah menjadi anggota DPRD Asahan. PPOB ini berkedudukan diJalan Merdeka Kecamatan Tanjung Tiram, tetapi karena Undang-Undang Otonomi belum dikeluarkan Pemerintah sehingga perjuangan ini kandas sebelum berhasil terbentuk Kabupaten Batu Bara yang otonom.

Pada era reformasi lebih kurang 30 tahun setelah terbakarnya kantor PPOB di Tanjung Tiram, dengan adanya Ketetapan MPR No.XV/MPR/1998 yang meminta kepada Presidenuntuk dilakukannya penyelenggaraan Otonomi Daerah, tepatnya pasca lahir Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah yang semakin mempertegas makna penyelenggaraan Otonomi Daerah yang nyata danbertanggungjawab serta membenarkan adanya pemekaran atau pembentukan suatu daerah menjadi lebih satu daerah, sebagaimana tertuang dalam pasal 6 ayat 2 yang berbunyi “Daerah dapat dimekarkan menjadi lebih dari satu daerah”. Undang-Undang ini menjadi landasan perjuangan masyarakat Batu Bara untuk kembali menuntut menjadi wilayah Batu Bara menjadi sebuah daerah Kabupaten yang otonom yang bisamengatur dirinya sendiri dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya dalam kemandirian.

Badan Pekerja Persiapan Pembentukan Kabupaten Batu Bara (BP3KB) yang berkedudukan di Medan berupaya untuk meneliti dan menjajaki lebih lanjut kemungkinan terbentuknya Kabupaten Batu Bara yang otonom.

                     Peta Kabupaten Batu Bara

Sejalan dengan itu di kecamatan-kecamatan lahir pula gerakan masyarakat yang menuntut dibentuknya Kabupaten Batu Bara yang menamakan diri sebagai Gemkara “Gerakan Masyarakat Menuju Kabupaten Batu Bara”.Kabupaten Batu Bara akhirnya terbentuk setelah pihak legislative (DPR-RI) dalam Sidang Paripurna pada hari Jum’at tanggal 8 Desember 2006 membahas tentang pembentukan Kabupaten Batu Bara dan dinyatakan syah menjadi sebuah Kabupaten melalui Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2007 tentang Pembentukan Kabupaten Batu Bara di Propinsi Sumatera Utara dan Lampiran Negara Nomor 7 Tahun 2007.

Sumber: SkripsiAhmad Akbar, NIM 03310664. Potensi Kabupaten Batu Bara Dalam Penentuan Ibukota Kabupaten. Medan : Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial UNIMED. 2008.

Silakan lanjutkan membaco artikel ini klik disini

Tuesday 21 March 2017

ASAL MULO PESTA TAPAI DI BATU BARA


Narasumber: Muhammad Anwar bin Tauhid
Kategori : Cerita Rakyat

Pesta tapai ni beRado di Desa Mesjid Lamo dan Desa DahaRi SilebaR Kecamatan Talawi. Banyak waRung yang menjual beRmacam-macam tapai yakni tapai lomang, tapai ubi dan kue teRadisi Melayu Batu BaRo. Kue tRadisional Batu BaRo sepeRti kaRas-kaRas dan langgenang untuok dijual pada paRa pengunjung.



Menu utama pesta tapai



Bahan untuk membuat tapai beRbeda-beda. Tapai lomang dibuek daRi pulut ketan seRta jajanan kue tRadisional lainnya. Sedangkan tapai ubi tabuek daRi ubi kayu.

Pesta tapai ini sudah menjadi kebiasaan tuRun￾temuRun dan diaadokan setiop taun menjolang bulan Ramadan. Inilah asal-usul pesta tapai.

Sodang membuat lomang


Jaman dulu, dipesisiR ini, Rajonyo benamo Datuk Mudo Jalil Lelo Sumaso Tuo. Jaman itu, kalau untuk mamotong keRabou
ondak puaso tak ado tompat lain, di sinilah. DaRi Batu BaRo, daRi Labuhan Ruku, DaRi Tanjung TiRam, Titi Putih, Titi MeRah, kemaRilah semuo, banyak botul. Pado
maso itu memang di sinilah tompatnyo. Dokat nak Ratusan iku kaRobau dipotong di sini. Rajo Datuk Mudo Jalil Lelo Sumaso Tuo memeRintahkan anak buahnyo membangun kodai. “Kalau bagitunyo,” kato Rajo, “ Kalau payah-payah, buatlah satu kodai.” Kodai itu majual tapai, lomang.

Kantin menjual tapai

Dibuatlah baskom togap, dimasukkanlah pulut ke situ. Siapo ondak, ambik sendiRilah. Jadi, mano yang jauh￾jauhtu di kodaitulah ontok. Mamotong jam 3 subuh.
Jualan di waRungtu tapai dan cendol. Sejak itu sampai sekaRang sudah jadi kebiasaan, kalau ondak puaso Ramailah uRang mamotong kaRabau dan menjual tapai